PI dan Mencukur Rambut

Renungan PINGGIR :  Kisah Para Rasul 18 : 18 – 28

Kisah Para Rasul, adalah sejarah Pekabaran Injil yang dinamis, kreatif dan dengan mobilitas yang sangat tinggi.   Ini terjadi karena para rasul yang melaksanakannya selalu bergantung dan dipenuhi dengan Kuasa Roh Kudus.  Jika dalam keempat Injil dikisahkan tentang Allah dalam wujud Yesus Kristus, maka dalam Kisah Para Rasul adalah kisah tentang Roh Kudus  yang menuntun hamba-hamba-Nya.  Sebagaimana janji Tuhan Yesus sebelum naik ke sorga, bahwa Ia akan menyertai mereka dalam wujud Roh Penolong.   Pekerjaan Roh Kudus berkaitan selalu dengan karya yang dinamis, kreatif, dan mobilitas tinggi,    Bukan cuma  terjadi pada saat Hari Pentakosta, kemudian  di zaman rasuli dan pasca rasuli, karya-karya ini berlaku, tapi juga di zaman sekarang karya-karya Roh Kudus  menyertai gereja dan orang percaya tak pernah menurun.

            Kis.18:18-28  salah satu perikop pendek yang menyampaikan kesaksian tentang kegiatan Pekabaran Injil  yang dilaksanakan Paulus, bersama sepasang suami istri : Priskila dan Akwila.  Di Kenkrea Paulus mencukur rambutnya.  Apa hubungan dengan pekerjaan Pekabaran Injil ?   William Barclay, –dalam “William Barclay’s Daily Study Bible”– berkata  “Ketika seorang Yahudi secara khusus ingin bersyukur kepada Tuhan atas suatu berkat, ia mengucapkan nazar Nazir (Bilangan 6:1-21). Jika nazar itu dilaksanakan sepenuhnya, itu berarti bahwa selama tiga puluh hari ia tidak makan daging atau minum anggur; dan ia membiarkan rambutnya tumbuh. Pada akhir tiga puluh hari itu ia mempersembahkan persembahan tertentu di Bait Suci; kepalanya dicukur dan rambutnya dibakar di atas mezbah sebagai persembahan kepada Tuhan. Tidak diragukan lagi Paulus memikirkan semua kebaikan Tuhan kepadanya di Korintus dan mengucapkan nazar ini untuk menunjukkan rasa terima kasihnya.   Nazar ini sebagai terima kasih kepada Allah  atas pertolongan-Nya   sehingga dapat melayani pekerjaan-pekerjaan penginjilan di Korintus.  Juga ia bersyukur karena   Tuhan telah mengirim kepadanya sepasang suami istri yang penuh dedikasi dan berintegritas.  Mereka telah bertemu dengan Paulus di Tarsus dan memiliki  pekerjaan yang sama sebagai tukang kemah. Priskila dan Akwila dicatat bekerja dengan tekun untuk menguatkan gereja mula-mula. Karena disebut bersama paling banyak di Alkitab, mereka dinamakan “pasangan paling populer” di kalangan orang Kristen. Menurut catatan Kisah Para Rasul, mereka mengkoreksi ajaran iman Apolos, salah satu pengkhotbah penting pada zaman itu. Pelayanan dan kepemimpinan mereka sebagai orang awam memberi inspirasi bagi pasangan suami-istri anggota-anggota gereja sampai saat ini dalam bekerja sama sebagai guru dan pengabar Injil di manapun mereka berada.   Nama kedua orang ini disebutkan 7 kali di dalam Alkitab, dua kali di surat rasul Paulus, beberapa kali di dalam Kisah Para Rasul, dan satu kali di dalam kitab Timotius. Pasangan ini merupakan penginjil keliling dan pemimpin gereja di jemaat-jemaat yang didirikan Paulus. Dalam surat Paulus kepada jemaat Korintus yang ditulis ketika ia berada di Efesus, disebutkan bahwa Akwila dan Priskila juga ikut pindah ke Efesus Di kota itu, Priskila juga bekerja mengurus jemaat dan keluarganya. Dalam komentarnya yang ditulis dalam kitab Roma, Paulus menyebut Prisikila sebagai pemimpin gereja yang cukup baik. Kisah Pekabaran Injil gereja  sejati masa kini  adalah kelanjutan dari kisah para rasul,  di mana Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja   dalam wujud Roh Kudus  terus menerus memberkati dengan proses  pemurnian dan pemuliahan. Di dalamnya ada pengakuan dosa dan pertobatan  dalam menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Amin

Oleh Pdt. Jemmy R. Matheos.