Renungan PINGGIR, Ulangan 4 : 1 – 14

Ini nasehat yang sangat penting. Penuh hikmat dan kebijaksanaan. Matthew Henry – dalam Tafsiran/Catatan Alkitab Sabda– berkata “ini khotbah yang teramat hidup dan berbobot dan begitu menyeluruh”. Syeed Davidson — dalam View Bible Text– berkata “ajaran-ajaran ini membawa kehidupan, bukan sekedar untuk kesempurnaan”. Nasehat ini disampaikan saat orang Israel berada di depan pintu masuk tanah Kanaan. Mereka disiapkan untuk menyambut era baru di tanah yang berlimpah susu dan madu, bagaimana memiliki hidup yang beruntung ?
Pertama : Berpegang pada perintah TUHAN (ayat 2b). Caranya adalah jangan kamu menambahi dan mengurangi perintah TUHAN. Ada banyak kalangan dari dulu sampai sekarang suka menambahkan atau mengurangi perintah TUHAN, demi tujuan dan maksud tertentu. Bukan untuk memuliakan Tuhan, tapi untuk kepentingan manusia. Israel diingatkan akan peristiwa Baal-Peor, di mana orang-orang yang tergoda dengan berhala itu “dimusnakan” Tuhan tanpa ampun. Mereka bukan hanya mengurangi perintah Tuhan, tapi dengan menambahkannya sesuai keinginan beragama mereka. Apapun bentuknya, menambahkan atau mengurangi perintah Tuhan, adalah perlawanan pada Allah. Tatkala godaan pertama kali di Eden, iblis menggoda manusia dengan menambahkan perintah Tuhan.
Kedua : Lakukanlah perintah Tuhan dengan SETIA (ayat 6a). Gunanya agar umat menjadi “bijaksana” dan “berakal budi”. Israel mendengar motivasi bahwa kesetiaan pada perintah TUHAN sebagai bentuk paling jelas untuk memiliki hubungan yang dekat dan akrab dengan Yahwe. Sebelum mereka memanggil nama-Nya, Ia sudah bersama-sama dengan mereka, Dialah Tuhan yang disembah dan dimuliakan. Tidak ada bangsa yang besar yang memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya sehingga berhak untuk setiap kali memanggil nama-Nya. J.J. Edwards, memberi judul ayat ini dengan “The Wisdom of Being Holy” – Hikmat untuk Menjadi Kudus – menjelaskan : “Ketekunanmu dalam menaati dan mempraktikkan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan ini merupakan bagian penting dari hikmat. Hikmat yang terbaik dan utama adalah menjadi religius, dan hidup dalam takut akan Allah, inilah panggilan kekudusan itu”.
Ketiga : Waspadalah dan berhati-hatilah (ayat 9). Allah mengaruniakan umat-Nya “Indera -Rohani” untuk melihat di depan mata bagaimana Ia memberi perintah-perintah kudus di Horeb. Perintah yang merupakan hikmat untuk hidup beruntung di tempat di mana saja mereka hidup, hidup di muka bumi ini. “Indera-Rohani” juga berguna untuk mengajarkan. J. Hewlett, memberi judul ayat ini “The Benefits of Experience and Reflecitian”, dengan mengatakan : “Sumber penting pengetahuan manusia adalah Allah memberi pengalaman dan melalui pengalaman yang mengajarkan kita kebijaksanaan praktis, dan memberi tahu kita tentang banyaknya kejahatan yang terus-menerus mengancam kehidupan”.
Keempat : Pejanjian yang diperintahkan-Nya (ayat 13-14). Perjanjian adalah ikat kedua belah pihak. Namun Allah memberi perintah berupa kesepuluh Firman yang ditulis pada kedua loh batu, agar umat tunduk dan taat untuk melakukannya. Perjanjian ini bagian penting dari perjanjian Kudus Allah dengan Abraham, dengan tujuan untuk menjadikan bangsa itu besar, banyak, menjadi berkat bagi banyak bangsa, dengan selalu hidup dalam kekudusan. Minggu terakhir di bulan PI dan PK ke-194, kembali kita diingatkan hubungan yang erat antara pelayanan Pekabaran Injil dengan hikmat dan sumber hikmat ilahi yaitu perintah-perintah Tuhan. Bukan cuma ketaatan dan kerajinan menyampaikan Injil Kabar Sukacita dengan mulut, tetapi juga memiliki telinga hati, bagian dari “Indera Rohani” untuk mendengar nasehat dan didikan dari Tuhan. Khotbah, bukan untuk orang lain, itu khotbah juga untuk diri sendiri. Amin
