Mari BERSYUKUR

Renungan PINGGIR,  MAZMUR 33 : 1 – 22


Oleh Pdt. Jemmy R. Matheos.

Minggu Pengucapan Syukur  tahun ini dimulai dari MINSEL.  Ini karakteristik orang Minahasa, yang mengucap Syukur karena diajarkan oleh agama dan budaya. Setelah perayaaan bulan PI dan PK maka kita berlanjut dengan perayaan-perayaan Pengucapan Syukur. Suatu kelanjutan yang Alkitabiah, karena berita Injil harus disyukuri.  Para Rasul MINSEL yang datang dari NZG –seperti Shwarsz, Herman, Ulffers, dll.–   menanamkan Injil semakin mendalam masuk pada akar-akar budaya terjadinya transformasi injil,  religi, budaya sehingga membentuk masyarakat yang kokoh.

Mazmur 33 adalah panggilan untuk : bersorak-sorai kepada Allah, bersyukur kepada-Nya, dan menyanyikan nyanyian baru ke hadirat-Nya.  Banyak sekali alasan, mengapa umat bersyukur, dan mazmur ini merangkum alas – alasan itu  dengan   :

Pertama : Tuhan Pencipta (6-10).  Penciptaan Langit menunjuk pada SEMESTA. Tak ada yang luput dari kuasa-Nya, semua diciptakan-Nya, dan tunduk pada perintah-perintah-Nya.  Kredo tentang Tuhan Pencipta  adalah kredo tertua dan kuat dari kekristenan.   Kita mengucap Syukur kepada-Nya, karena telah memberikan tanah dan air   dalam ekosistim yang harmoni.  Sebagai tindak lanjut dari kredo ini pemazmur mengajak umat untuk menyerukan pesan ayat 8 dan 9  ‘Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia! . Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada”. Takut, berarti takjub, kagum, dan bersyukur untuk semua perbuatan-Nya yang Ajaib.  Kuasa menciptakan-Nya  juga meluas pada kadaulatan-Nya atas bangsa-bangsa (ayat 10), di mana tidak ada bangsa-bangsa  yang dapat merencanakan tanpa ijin dan berada dalam kehendak-Nya. Bahkan Ia  menggagalkan rencana dan rancangan bangsa-bsanga dan suku-suku bangsa yang hendak melawan Dia, dengan cara dan bentuk-Nya yang tak terpikirkan  semua orang.

Kedua : Rencana Tuhan TETAP selamanya (ayat 11-17). Ia tak pernah merubah rencana keselamatan bagi manusia,   Generasi berganti, zaman berubah, abad atau milenium berganti, namun kasih Tuhan tetap abadi.   Karakter ilahi ini yang perlu direspon umat-Nya, agar tetap setia dan taat  mengikuti-Nya. Ayat 11 berkata :  “tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun”.  Rancangan-Nya bukan rancangan sembarangan, tetapi rancangan HATI.   Suatu gerakan kemurnian yang berlandaskan keutuhan diri-Nya.  Ini dasar dari Karakter ilahi, yaitu kuasa dan kasih-Nya  mengalir dari ke dalam hati-Nya. Bukan aksi sesaat, tiba saat tiba akal, tapi rencana kekal dan abadi dan dalam kepenuhan hati. Karena itu pemazmur berkata dalam ayat 12 : “Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!”. Charles H. Spurgeon –Pendeta dan Penginjil Gereja Anglikan Inggris  abad19  dalam Blue Letter Bible–  berkata tentang  ayat ini : “Semua orang yang percaya kepada Tuhan diberkati dalam arti yang paling luas dan paling dalam, dan tak seorang pun dapat membatalkan berkat itu. Kita dipilih dan dijadikan dalam wilayah istimewa dan kesukaan Tuhan, Allah kita. Karena telah diberkati, marilah kita bersukacita dalam bagian kita, dan menunjukkan kepada dunia melalui hidup kita bahwa kita melayani Tuhan yang mulia”.

Ketiga : Tuhan yang Melepaskan JIWA kita dari Maut (ayat 18-22). Bagian ini sangat vissioner, bahwa kita bersyukur kepada Allah karena Ia melepaskan jiwa kita dari maut. Ini menunjuk pada berita Injil Anugerah di dalam Kristus Yesus. Mengucap Syukur karena kita “tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. Ini puncak dari pengucapan Syukur kita yaitu, keselamatan di dalam Kristus.               Minggu ke-2 Juli 2025 ini kita dipanggil untuk mengucap Syukur kepada Allah karena alasan-alasan yang tak terbantahkan. Amin.