Hikmat SEJATI

Renungan PINGGIR,  2 Tesalonika 1 : 3 – 12


Oleh Pdt. Jemmy R. Matheos.

                 Apakah “Hikmat SEJATI” ???    Bukan mengetahui banyak ilmu, bukan memiliki banyak ketrampilan, bukan menguasai banyak “trik” kehidupan, bukan memiliki banyak “jurus kehidupan”. TAPI Hikmat SEJATI adalah “takut  akan TUHAN”.  Orang yang takut akan TUHAN, pokok dan sentralitas hidupnya bukan pada dirinya, atau pada manusia – TAPI terutama dan paling utama kepada TUHAN.  Kebijakan dan Keputusan kehidupan yang diambil selalu merujuk pada “takut akan TUHAN”.   Salomo, raja, guru, dan pemimpin, serta hamba Tuhan yang bijaksana itu  menyampaikan : Pertama : “takut akan Tuhan  adalah sumber kehidupan” (ayat 27a).   Bukan uang, emas, berlian dan permata, manusia mendapatkan sumber kehidupannya, tapi kepada TUHAN. Dengan mendalam dan menyentuh kebutuhan dasar manusia berdosa, Yesus berkata “Aku datang supaya kamu mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yoh. 10:10b). Kedua : “Dalam takut akan TUHAN ada ketentraman yang besar” (band. ayat 26a).   Biaya “ketentraman”  sangat besar. Negara-negara kaya dan Makmur  telah menggagarkan biaya yang sangat besar   demi menjaga ketentraman penduduknya. Kubutuhan “fountain of life” –hidup yang tentram–  kebutuhan yang penting untuk melengkapai kebutuhan makanan, pakaian dan papan.   Bahkan, seringkali pembiayaannya lebih besar, di mana lebih dari sebagian  pendapatan kita hanya untuk memenuhi  adanya “ketentraman”. Salomo menjawabnya dengan tepat dan sederhana, murah tapi mahal sekali yaitu “takut akan TUHAN”.   Ketiga : “Dalam takut akan TUHAN ada perlindungan  bagi anak-anak-Nya” (band. ayat 26b). “a place of refugae”, suatu tempat perlindungan yang kokoh dan kekal adalah takut akan TUHAN.  Saat kota-kota Israel diserang dengan rudal-rudal balistik Iran, mereka memuji dan memuliakan Tuhan dengan berkata “Haleluyah, tempat perlindungan kami adalah Yahwe”. Mereka memiliki rudal penangkis : Rudal Jericho, Rudal Iron Dome, Rudal Arrow, Rudal Python  — itu sangat canggih dan memiliki presisi yang kuat, namun jumlah terbatas. Israel menyadarinya, karena itu seperti di zaman Daud, mereka akan datang dan bersembunyi memohon perlindungan pada Jahwe, siapakah yang mampu menembusnya ?  Keempat : “takut akan TUHAN, akan terhindar dari jerat-jerat maut” (band. Ayat 27). Musuh seringkali   memasang “ranjau-ranjau” mematikan, yang menjadi jerat-jerat kehidupan.  Terkadang ranjau-ranjau itu merusak dan mematikan, tapi tak jarang ranjau-ranjau itu jebakan dalam bentuk godaan-godaan manis menjatuhkan.  Musuh, karena  roh jahat memiliki banyak ranjau yang ditanam di sekitar kita. NAMUN bagi orang yang “takut akan TUHAN” semua ranjau-ranjau itu tidak dapat menjerat, tidak berfungsi, dan tidak bisa meledak. Karena semua sumbunya telah dimatikkan oleh Roh Kudus  yang tidak kelihatan tapi menjaga dan menaungi orang beriman.

          Di samping 4 kekuatan kokoh orang yang takut Tuhan, maka prinsip-prinsip ini juga membungkus beberapa relasi :  raja yang takut Tuhan, dipanggil untuk menghormati dan mengasihi rakayatnya ( ayat 28), orang yang memiliki kesabaran besar itu orang takut akan Tuhan, menghentar dia untuk tidak cepat marah, orang yang takut akan Tuhan   tidak terjebak pada irihati (ayat 30),  tidak menindas  orang lemah, tetapi selalu hidup dengan belas kasihan dan memuliakan Tuhan (ayat 31).  Takut akan Tuhan, bukan Cuma perkataan di mulut, tetapi sungguh tinggal di dalam hati sehingga mempengaruhi semua prilaku  hidupnya.  Orang yang hidup dalam kebenaran, sebagai bentuk takut akan Tuhan, itu mengangkat derajat dan kehormatan bangsanya (ayat 34-35) Minggu pertama di bulan perayaan Syukur kemerdekaan RI, kita diingatkan untuk segala sesuatu yang kita lakukan, putuskan, dan Jalani beradasarkan semangat “takut akan TUHAN”, amin